ARTIKEL MANAJEMEN KARIR
Menurut Gutteridge (1976), manajemen karir adalah
proses dimana organisasi mencoba untuk menyesuaikan minat karir individual dan
kemampuan organisasi untuk merekrut karyawan Sedangkan menurut Greenhouse
(1987), manajemen karir adalah proses dimana individu mengumpulkan informasi
mengenai nilai, minat, kelebihan dan kekurangan skill (career exploration),
mengidentifikasikan tujuan karir, dan penggunaan strategi karir tersebut akan
tercapai.
Manajemen Karir adalah
proses yang dilakukan oleh organisasi untuk memilih, menilai, menugaskan, dan
mengembangkan para karyawannya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang
kompeten untuk memenuhi kebutuhan di masa depan.
Manajemen karir dilakukan dengan
membantu individu dalam perencanaan karirnya dan pengembangan aktivitas untuk
menjamin bahwa perencanaan karir sesuai dengan kebutuhan organisasi. Jadi
manajemen karir meliputi perencanaan dan pengembangan karir individu dan
organisasi.
Perencanaan karir
adalah perencanaan yang dilakukan baik oleh individu pegawai maupun oleh
organisasi berkenaan dengan karir pegawai, terutama mengenai persiapan yang
harus dipenuhi oleh seorang pegawai untuk mencapai tujuan karir tertentu.
Pengembanagan karir adalah proses mengidentifikasi potensi karir pegawai dan materi serta menerapkan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Secara umum, proses pengembangan karir dimulai dengan mengevaluasi kinerja pegawai. Proses ini lazim disebut sebagai penilaian kinerja (Performance appraisal).
Pengembanagan karir adalah proses mengidentifikasi potensi karir pegawai dan materi serta menerapkan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Secara umum, proses pengembangan karir dimulai dengan mengevaluasi kinerja pegawai. Proses ini lazim disebut sebagai penilaian kinerja (Performance appraisal).
Tujuan dan manfaat
perencanaan karir pada dasarnya adalah (Veithzal Rivai, 2004) :
- Meluruskan strategi dan syarat-syarat karyawan internal (aligns strategy and internal staffing).
- Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan (develops promotable employees).
- Memudahkan penempatan ke luar negeri (facilitates internacional placement).
- Membantu di dalam keanekaragaman tenaga kerja (assists with workforce diversity).
- Mengurangi pergantian (lower turnover).
- Menyaring potensi karyawan (taps employee potential).
- Meneruskan pertumbuhan pribadi (furthers personal growth).
- Mengurangi penimbunan (reduce hoarding).
- Memuaskan kebutuhan karyawan (satisfies employee needs).
- Membantu perencanaan tindakan secara afirmatif (assists affirmative action plans).
Ada beberapa
manfaat dari sistem pengembangan karir , yakni (Stephen P, 1982) :
- Menjamin
bakat yang diperlukan tersedia.
Dengan program-program pengembangan karir dari organisasi, individu akan menyesuaikan bakat, minat, keterampilan dan tujuan karir dengan kebutuhan organisasi, sehingga organisasi memiliki ketersediaan SDM internal.
-
Meningkatkan
kemampuan organisasi untuk menarik dan mempertahankan personil yang memiliki
bakat yang tinggi.
Dengan adanya tawaran karir, tantangan, tanggung jawab, dan peluang untuk kemajuan, dari organisasi, perencanaan karir individu akan menjadi lebih realitis dan individu tersebut akan memperlihatkan kesetiaan yang lebih besar dan kesanggupan kepada pemberi kerja mereka. -
Memastikan
personil mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
Dengan mendapatkan peluang untuk pertumbuhan dan pengembangan, individu akan mempersiapkan diri mereka untuk tanggung jawab lebih besar pada organisasi. -
Mengurangi
kefrustasian personil.
Dengan perencanaan karir yang realistik dan adanya program-program pengembangan karir dari organisasi, maka perbedaan utama antara tujuan karir dan peluang nyata menjadi lebih kecil, sehingga kerisauan individu berkurang.
Ada beberapa proses
Manajemen Karir, yaitu:
Tahap 1: Career Exploration
Didasarkanpada teori
exploration behavior yang dikembangkan oleh vocational psychologist.
Exploration behavior mental atau fisik aktivitas seseorang. Dalam hal ini
diperlukan informasi mengenai individu tersebut dan lingkungan. Informasi digunakan
untuk pengembangan individu dan accupatiobal concept. Menurut Stumf Colarelli
dan Hartman (1983) career exploration
meliputi empat komponen, yaitu:
- Where one explores ( environments versus self)
- How one explore (intendd versus systematic)
- How much one exsplore (frequency and amount of information)
- What one exsplore (focus of the exsploration)
Where one explores and
how one explore mungkin sekali mempengaruhi development behavior karyawan, yang
mendapatkan informasi karir melalui exploration (eksplorasi pribadi) mengenai
nilai, ketertarikan, keunggulan dan kekurangan dari keahliannya serta environ
mental exploration (misalkan mendiskusika karir dengan teman atau anggota
keluarga). Eksplorasi dimaksudkan untuk memperlihatkan hal-hal yang mendukung
kesuksesan karir sehingga meningkatkan pengetahuan mengenai karir serta
keahlian dan prilaku yang dibutuhkan untuk dikembangkan demi kesuksesan karir (
Noe, 1986).
Tahap 2: Development of career goal
Menurut goal setting
theory, tujuan akan mempengaruhi perilaku melalui direct attentions, simulating
effort, serta facilitating the development strategies (Locke dan Lartham)
kemampuan dan keahlian lewat pengalaman kerja. Jadi kemajuan karir diperoleh
melalui pengambdian.
Tahap 3: Political System
Terutama pada
perusahaan yang quasimatrix, seperti perusahaan telekomunikasi, akuntansi dan
projek-projek komplek yang ada dalam organisasi. Oleh James Rosembaun disebut
sebagai metode alokasi turnamen, yakni bersaing untuk memperebutkan kesempatan.