Rabu, 22 Oktober 2014

Manajemen Karir



ARTIKEL MANAJEMEN KARIR

Menurut  Gutteridge (1976), manajemen karir adalah proses dimana organisasi mencoba untuk menyesuaikan minat karir individual dan kemampuan organisasi untuk merekrut karyawan Sedangkan menurut Greenhouse (1987), manajemen karir adalah proses dimana individu mengumpulkan informasi mengenai nilai, minat, kelebihan dan kekurangan skill (career exploration), mengidentifikasikan tujuan karir, dan penggunaan strategi karir tersebut akan tercapai.
Manajemen Karir adalah proses yang dilakukan oleh organisasi untuk memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para karyawannya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan di masa depan.
Manajemen karir dilakukan dengan membantu individu dalam perencanaan karirnya dan pengembangan aktivitas untuk menjamin bahwa perencanaan karir sesuai dengan kebutuhan organisasi. Jadi manajemen karir meliputi perencanaan dan pengembangan karir individu dan organisasi.
Perencanaan karir adalah perencanaan yang dilakukan baik oleh individu pegawai maupun oleh organisasi berkenaan dengan karir pegawai, terutama mengenai persiapan yang harus dipenuhi oleh seorang pegawai untuk mencapai tujuan karir tertentu.
Pengembanagan karir adalah proses mengidentifikasi potensi karir pegawai dan materi serta menerapkan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Secara umum, proses pengembangan karir dimulai dengan mengevaluasi kinerja pegawai. Proses ini lazim disebut sebagai penilaian kinerja (Performance appraisal).

 


Tujuan dan manfaat perencanaan karir pada dasarnya adalah (Veithzal Rivai, 2004) :
  1.  Meluruskan strategi dan syarat-syarat karyawan internal (aligns strategy and internal staffing).
  2. Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan (develops promotable employees).
  3. Memudahkan penempatan ke luar negeri (facilitates internacional placement).
  4. Membantu di dalam keanekaragaman tenaga kerja (assists with workforce diversity).
  5. Mengurangi pergantian (lower turnover).
  6. Menyaring potensi karyawan (taps employee potential).
  7. Meneruskan pertumbuhan pribadi (furthers personal growth).
  8. Mengurangi penimbunan (reduce hoarding).
  9. Memuaskan kebutuhan karyawan (satisfies employee needs).
  10. Membantu perencanaan tindakan secara afirmatif (assists affirmative action plans).
Ada beberapa manfaat dari sistem pengembangan karir , yakni (Stephen P, 1982) :
  1. Menjamin bakat yang diperlukan tersedia.
    Dengan program-program pengembangan karir dari organisasi, individu akan menyesuaikan bakat, minat, keterampilan dan tujuan karir dengan kebutuhan organisasi, sehingga organisasi memiliki ketersediaan SDM internal.
  2. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan mempertahankan personil yang memiliki bakat yang tinggi.
    Dengan adanya tawaran karir, tantangan, tanggung jawab, dan peluang untuk kemajuan, dari organisasi, perencanaan karir individu akan menjadi lebih realitis dan individu tersebut akan memperlihatkan kesetiaan yang lebih besar dan kesanggupan kepada pemberi kerja mereka.
  3. Memastikan personil mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
    Dengan mendapatkan peluang untuk pertumbuhan dan pengembangan, individu akan mempersiapkan diri mereka untuk tanggung jawab lebih besar pada organisasi.
  4. Mengurangi kefrustasian personil.
    Dengan perencanaan karir yang realistik dan adanya program-program pengembangan karir dari organisasi, maka perbedaan utama antara tujuan karir dan peluang nyata menjadi lebih kecil, sehingga kerisauan individu berkurang.
Ada beberapa proses Manajemen Karir, yaitu:

Tahap 1: Career Exploration
Didasarkanpada teori exploration behavior yang dikembangkan oleh vocational psychologist. Exploration behavior mental atau fisik aktivitas seseorang. Dalam hal ini diperlukan informasi mengenai individu tersebut dan lingkungan. Informasi digunakan untuk pengembangan individu dan accupatiobal concept. Menurut Stumf Colarelli dan Hartman (1983) career exploration meliputi empat komponen, yaitu:
  • Where one explores ( environments versus self)
  • How one explore (intendd versus systematic)
  • How much one exsplore (frequency and amount of information)
  • What one exsplore (focus of the exsploration)
Where one explores and how one explore mungkin sekali mempengaruhi development behavior karyawan, yang mendapatkan informasi karir melalui exploration (eksplorasi pribadi) mengenai nilai, ketertarikan, keunggulan dan kekurangan dari keahliannya serta environ mental exploration (misalkan mendiskusika karir dengan teman atau anggota keluarga). Eksplorasi dimaksudkan untuk memperlihatkan hal-hal yang mendukung kesuksesan karir sehingga meningkatkan pengetahuan mengenai karir serta keahlian dan prilaku yang dibutuhkan untuk dikembangkan demi kesuksesan karir ( Noe, 1986).

Tahap 2: Development of career goal
Menurut goal setting theory, tujuan akan mempengaruhi perilaku melalui direct attentions, simulating effort, serta facilitating the development strategies (Locke dan Lartham) kemampuan dan keahlian lewat pengalaman kerja. Jadi kemajuan karir diperoleh melalui pengambdian.

Tahap 3: Political System
Terutama pada perusahaan yang quasimatrix, seperti perusahaan telekomunikasi, akuntansi dan projek-projek komplek yang ada dalam organisasi. Oleh James Rosembaun disebut sebagai metode alokasi turnamen, yakni bersaing untuk memperebutkan kesempatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar